Selasa, 03 Desember 2013

Kreatif, Orang ini mendapat 30jt/bln dari Daun Pandan

http://us.images.detik.com/content/2013/12/02/480/084902_daunpandan.jpgJakarta -Daun pandan tidak hanya digunakan untuk penyedap makanan saja tapi juga bisa dikreasikan menjadi kerajinan tangan seperti tas cantik.

Dari tangan kreatif seorang Ucok Adi Setiawan, daun-daun pandan ini bisa menjadi produk bernilai tinggi. Ada tas wanita ukuran besar maupun kecil, ada juga dompet dan lainnya. Semuanya dianyam sedemikian rupa hingga bercorak warna-warni, menarik bagi mata yang memandang.

"Bahan utama daun pandan, pohon pandan ada 2, ada yang di pegunungan dan pantai tapi yang bagus yang dari pegunungan, kita pakai itu," kata Ucok kepada detikFinance di Jakarta pekan lalu di acara Pekan Produk Kreatif di Epiwalk, Kuningan.

Pria berusia 36 tahun ini bercerita, banyaknya bahan baku daun pandan melimpah di daerah Kebumen, Jawa Tengah, ia ambil kesempatan untuk coba-coba membuat dompet dan tas dari daun pandan. Ternyata membuahkan hasil, Ucok pun terus menggenjot usaha yang kini sudah memasuki tahun kedua.

"Awalnya sih inisiatif kami nyoba-nyoba bikin tas dan dompet ternyata laku," ujarnya.

Ketertarikan masyarakat akan produknya ini, salah satunya karena harga yang ditawarkan terjangkau berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu per produk.

"Yang paling murah dompet Rp 20 ribu, paling mahal tas cewek Rp 200 ribu," kata Ucok.
 Ia menyebutkan, dalam sebulan mampu memproduksi hingga 900 buah untuk semua jenis produk. Bila dikira-kira, Ucok mampu meraih omzet hingga Rp 30 juta per bulan.

"Omzet tergantung pesanan. Rata-rata Rp 30 jutaan tapi kan usaha naik turun," ucap Ucok.

Ucok menyebutkan jika pasarnya masih terbatas hanya Jakarta dan Surabaya karena baru berjalan 2 tahun. Namun, sudah ada beberapa tawaran untuk bisa mengekspor barang-barangnya ke luar kota tersebut.

"Pasar masih di Jakarta dan Surabaya. Tawaran ekspor sudah ada tapi ya masih belum serius," terangnya.

Ucok menambahkan, ia masih kekurangan tenaga ahli untuk bisa terus melebarkaan bisnis usahanya. "Kendalanya tenaga ahli kurang. Tenaga ahli baru 3 di satu tempat atau daerah. Saat ini belum ada bantuan masih swadaya," tutupnya.


Sumber: Detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar