Yang paling marak saat ini adalah penangkapan hiu secara liar, ditangkap untuk dipotong siripnya dan dijual sebagai bahan sup sirip hiu yang dijual tinggi di restoran kelas atas. Di Indonesia, jumlah hiu sudah semakin sedikit karena tindakan tidak bertanggung jawab ini.
"Setiap tahun setidaknya 73 juta hiu dibunuh di seluruh dunia, dan 15 persennya berasal dari Indonesia," kata Dewi Satriani, Marine Communications Manager WWF, dalam diskusi bertajuk “Pengaruh Penangkapan Ikan Hiu Secara Berlebihan Terhadap Populasi Hiu” di @America, Pacific Place, Jakarta, Selasa (19/11/2013) malam.
Hiu sendiri sebenarnya bukanlah target utama penangkapan. Seringkali mamalia ini tak sengaja tersangkut di jaring nelayan yang sedang memancing tuna atau ikan lainnya, dan ikut terambil. Hiu kemudian dipotong siripnya sedangkan sisa tubuhnya dibuang kembali ke laut.
"Nelayan juga sudah mengakui bahwa semakin lama jumlah tangkapan hiu sudah semakin menurun, berarti jumlah hiu sudah semakin sedikit bukan?," ujar Dewi.
Hal ini juga disadari oleh selebriti dan diver Riyanni Djangkaru. Sebagai penyelam, ia seringkali melihat ada beberapa destinasi yang semakin sepi hiu.
"Waktu saya diving ke Buton dan Togean, masih ada banyak hiu. Berbeda di Bali, justru lebih banyak hiu di daratan yang tertangkap dibanding di laut," katanya pada kesempatan sama. Bukan pertanda yang baik bila hiu lebih banyak ada di daratan dibanding di laut.
Karena itu, dia mengharapkan Pemerintah Indonesia punya solusi untuk mengatasi penangkapan liar hiu. "Masyarakat Indonesia juga perlu ditingkatkan kesadarannya agar tidak lagi mengonsumsi sirip hiu," tukasnya.
Sumber: okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar